IKHTISAR PENGERAHAN MURBA
Unknown
05.01
0
1) Karena rakyat Murba terdiri atas berjenis-jenis golongan, maka hasrat dan kemauan dalam Murba juga berlain-lainan. Makin dekat tiap-tiap golongan itu kepada tujuan perjuangannya, makin susut kegiatannya bertarung. Kalau hasrat ( keinginan/kemauan ) sesuatu golongan itu sudah tercapai dan dipaksa meneruskan perjuangannya maka golongan itu boleh jadi sekali akan membalik melawan bangsanya sendiri dan menerima pertolongan asing.
2) Pengerahan Murba seluruhnya untuk buat mencapai tingkatan kemerdekaan nasional sampai ketingkat Kolektivisme adalah perkara yang perlu sekali dijalankan. Tetapi harus diadakan segala persiapan buat meneruskan Murba bergerak, sesudah tingkat kemerdekaan nasional tercapai. Pun tidak bisa diabaikan tindakan cepat-cepat terhadap Borjuis nasional dan konconya yang terbuka atau tersembunyi dalam dan luar negara.
3) Tipu-Muslihat Klas ( Taktik dan Strategi Klas ) Amat sulit dan berseluk-beluk. Ia selalu berubah menurut tempoh dan tempat. Dalam kalangan Murba itu kawan sekarang bisa menjadi musuh dikeesokan harinya. Dalam perjuangan itu tingkat pemogokan ekonomi dihari ini, besok boleh bertukar menjadi pemogokan ekonomi yang mengandung politik. Demonstrasi damai hari ini besok bisa bertukar menjadi demonstrasi yang diperkeras dengan pemogokan. Mogok dan demonstrasi damai bisa berubah menjadi mogok demonstrasi, sabot, gerilya terus menerus sampai kemerdekaan nasional dan social tercapai. Partai Pekerja yang menuju kepada Kolektivisme harus mengetahui sifat tiap-tiap golongan yang berjuang, sifatnya tingkat perjuangan yang sudah dicapai serta tindakan yang mesti diadakan pada tiap-tiap tingkat itu.
4) Keulungan satu Partai Pimpinan Murba tidalah terletak pada keberanian semata-mata. Keberanian Partai saja yang tidak disertai oleh perhubungan yang rapat dengan golongan Murba dan pengetahuan yang dalam atas jiwanya Murba, adalah salah satu rombongan kecil yang sanggup berkorban, tetapi kalau sudah berkorban tidak akan mendapatkan hasil yang sepatutnya dan secukupnya. Mereka karena terburu oleh nafsunya sendiri saja tiada disertai oleh nafsunya Murba, boleh jadi mudah dihancurkan oleh musuh. Partai Murba yang tulen, Jatuh dan Berdiri dalam dan dengan Murba. Akan bergerak serentak daan serempak dengan Murba dan di dalam Murba (Pekerja).
5) Memimpin Tentara Perang membutuhkan satu kader opsir serta pengetahuan terkhusus tentang siasat perang. Lagipula pengetahuan teristimewa tentang pimpinan, latihan dan persenjataan sesuatu tentara perang.
Memimpin Murba membutuhkan satu kader pemimpin ialah Partai dan pengetahuan terkhusus tentang siasat Revolusi yakni siasat Klas. Lagipula pengetahuan istimewa tentangan Pimpinan, Latihan dan Persenjataan Murba.
Menaklukan dan merebut satu negara dengan memakai Tentara perang sebagai alat perkakas, berlainan sekali sifatnya dengan menaklukan dan merebut kekuatan politik dengan memakai Murba sebagai alat perkakas. Pada sesuatu peperangan, tehniknya yang memberi keputusan terakhir, tetapi pada suatu Revolusi baik nasional maupun social jiwa Murba-lah ( Mass-Phsycology ) yang memberi putusan terakhir. Buat mempelajari jiwa Murba itu Ilmu Materialisme dan Dialektika-lah yang memberi pertolongan.
6) Dalam keadaan persenjataan Tentara Republik Indonesia seperti sekarang yang dalam keadaan serba kurang itu, maka senjata kita harus dipusatkan pada: senjata Diplomasi terhadap luar negeri dan pergerakan Murba didalam negara. Perjuangan senjata ialah sekedar untuk memperkuat perjuangan ekonomi-politik dan diplomasi. Semboyan kita: 75 % senjata batin dan 25 % senjata lahir.
7) Kecerdikan dan ketetapan hati ialah perkara yang terpenting buat pimpinan Murba. “Persatuan dan Disiplin adalah kunci kekuatan Murba”.
Tidak ada komentar