Penenun Ulos Batak Harapkan Perhatian Pemerintah
Unknown
23.47
0
Penenun tradisional ulos Batak di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara mengharapkan bantuan pemerintah untukmengembangkan usaha dan memasarkan hasil tenunan mereka.
"Belum pernah ada bantuan dari pemerintah, selama ini kami bekerja secara mandiri," ungkap Rita Simbolon, 29, warga Kelurahan Pondok SayurKecamatan Siantar Martoba, di tempat tenunan yang berukuran 3x4 meter di depan rumahnya, Minggu (21/7).
Begitu pun pemilik tenunan yang memulai usahanya tahun 2005 ini mengaku hati-hati jika ada orang yang menawarkan bantuan modal karena pernah dikunjungi tetapi tidak pernah datang lagi. "Entah untuk apa di foto-foto dan ditanyai usahaku," tutur Rita.
Rita yang sewaktu gadis bekerja sebagai penenun ini mengaku membuka usaha untuk membantu nafkah keluarga sambil mengisi waktu luang mengurusi rumahtangga tanpa kepikiran telah melestarikan budaya daerah.
Dalam sehari kerja, mulai pukul 07.00 WIB sampai 18.00 WIB, usaha Rita menghasilkan enam helai ulos yang dipasarkan ke Parluasan, Pasar DwikoraPematangsiantar dengan harga Rp30 ribu per helai dan pekerja mendapat Rp10 ribu per helai.
Sering juga masyarakat langsung datang ke tempat saya untuk memesan ulos. Biasanya orang perantau yang ingin bawa oleh-oleh. "Di ulos itu minta pakaitulisan sesuai pesanan," kata Rita yang berharap pemerintah kota memperhatikan keberadaan penenun ulos yang belum terdata. (Ant)
sumber: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/21/6/169791/Penenun-Ulos-Batak-Harapkan-Perhatian-Pemerintah, 21 Juli 2013
"Belum pernah ada bantuan dari pemerintah, selama ini kami bekerja secara mandiri," ungkap Rita Simbolon, 29, warga Kelurahan Pondok SayurKecamatan Siantar Martoba, di tempat tenunan yang berukuran 3x4 meter di depan rumahnya, Minggu (21/7).
Begitu pun pemilik tenunan yang memulai usahanya tahun 2005 ini mengaku hati-hati jika ada orang yang menawarkan bantuan modal karena pernah dikunjungi tetapi tidak pernah datang lagi. "Entah untuk apa di foto-foto dan ditanyai usahaku," tutur Rita.
Rita yang sewaktu gadis bekerja sebagai penenun ini mengaku membuka usaha untuk membantu nafkah keluarga sambil mengisi waktu luang mengurusi rumahtangga tanpa kepikiran telah melestarikan budaya daerah.
Dalam sehari kerja, mulai pukul 07.00 WIB sampai 18.00 WIB, usaha Rita menghasilkan enam helai ulos yang dipasarkan ke Parluasan, Pasar DwikoraPematangsiantar dengan harga Rp30 ribu per helai dan pekerja mendapat Rp10 ribu per helai.
Sering juga masyarakat langsung datang ke tempat saya untuk memesan ulos. Biasanya orang perantau yang ingin bawa oleh-oleh. "Di ulos itu minta pakaitulisan sesuai pesanan," kata Rita yang berharap pemerintah kota memperhatikan keberadaan penenun ulos yang belum terdata. (Ant)
sumber: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2013/07/21/6/169791/Penenun-Ulos-Batak-Harapkan-Perhatian-Pemerintah, 21 Juli 2013
Tidak ada komentar